pagi itu kau datang perlahan.
bawa tawa dan mata yang terang
aku cuma duduk di kedai lama.
seruput kopi, kau pesan soda
kau bilang cinta itu sederhana.
seperti buih di gelas pertama
kau bilang cinta itu sederhana.
seperti buih di gelas pertama
soda cinta, meletup di dada
hangatkan hariku yang biasa.
tak perlu kata luar biasa
cukup kamu, cukup rasa.
kita tertawa soal hal kecil
tentang lagu, hujan, dan april.
kau sentuh tangan tanpa sengaja
rasanya, degup tak bisa dijaga.
kau bilang cinta tak harus megah
cukup hadir, cukup jujur, cukup ramah.
kau bilang cinta tak harus megah
cukup hadir, cukup jujur, cukup ramah.
soda cinta, meletup di dada
hangatkan hariku yang biasa.
tak perlu kata luar biasa
cukup kamu, cukup rasa.
dan jika es di gelas mulai cair
aku tetap mau kamu yang terakhir
soda cinta, tak pernah hambar
selama kamu tetap bersandar.
soda cinta, tak pernah hambar
selama kamu tetap bersandar.